(0362) 21149
bappeda@bulelengkab.go.id
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

RPJPD 2002-2025

Admin bappeda | 01 Juli 2014 | 2087 kali

Kabupaten Buleleng dengan ibukota Singaraja tidak bisa dilepaskan dari keberadaan Raja Agung  Ki Gusti Ngurah Panji Sakti, pendiri kerajaan Buleleng, yang mampu menginspirasi masyarakat Buleleng sampai saat ini. Kebesaran Sang Raja tercatat dalam sejarah mampu menaklukkan kerajaan Blambangan di Jawa Timur. Keperwiraan beliau  menaklukkan kerajaan Blambangan diibaratkan bagaikan singa. Karena itu istana yang dibangun pada tanggal 30 Maret 1604 diberi nama Singaraja. Kemudian, nama Kerajaan Buleleng dan Kabupaten Buleleng diambil dari nama tanaman Buleleng (jagung gembal) yang banyak ditanam oleh penduduk pada masa pemerintahan Ki Gusti Ngurah Panji Sakti.  Sedangkan nama kota Singaraja diambil dari nama istana                        Raja Ki Gusti Ngurah Panji Sakti. Sampai saat ini Hari Jadi Kota Singaraja diperingati setiap tanggal 30 Maret berlandaskan kepada tonggak sejarah pendirian Itana Raja oleh Raja Ki Gusti Ngurah Panji Sakti tanggal 30 Maret 1604. Kebesaran kerajaan Buleleng dan Raja Ki Gusti Ngurah Panji Sakti merupakan cikal bakal Kabupaten Buleleng menjadi wilayah dengan sejarah kabupaten  maupun kota yang cukup dikenal di daerah Bali.

Kabupaten Buleleng terletak di bagian utara Pulau Bali memiliki luas wilayah 24,25% dari luas wilayah Provinsi Bali dengan  topografi nyegara-gunung yang mengindikasikan bahwa jarak antara pegunungan/perbukitan di bagian selatan dengan pantai/laut  di bagian utara, relatif dekat/menyatu.  Wilayah  di bagian selatan  sebagian besar merupakan pegunungan dan perbukitan, sedangkan sisanya di bagian utara merupakan dataran rendah yang memiliki pantai dari barat sampai ke timur sepanjang 157,05 km. Kondisi topografi tersebut memberikan ciri khas terhadap iklim di wilayah Kabupaten Buleleng dibandingkan dengan kabupaten lainnya di Bali. Di bagian selatan yang merupakan daerah pegunungan  suhu udaranya sejuk, sedangkan di bagian utara pada bagian dataran rendah suhu udaranya relatif lebih panas.                         Kabupaten Buleleng dipengaruhi oleh iklim laut tropis sehingga memilki batas yang tegas antara musim kemarau dan musim hujan. Curah hujan di bagian utara  relatif rendah, sedangkan di bagian selatan relatif tinggi.

Kabupaten Buleleng dan kota Singaraja dengan sejarah yang cukup panjang dan mencatat kejayaan masa lampau itu dapat menginspirasi dalam melakukan pembangunan di masa kini untuk mewujudkan tujuan yang diinginkan di masa depan. Karakteristik daerah  yang memiliki pegunungan dan pantai dengan segala kekayaan yang terkandung di dalamnya menjadi potensi dalam mewujudkan tujuan pembangunan daerah.

Dalam rangka mencapai tujuan pembangunan daerah sebagaimana yang diamanatkan dalam Peraturan daerah  yaitu : mewujudkan kehidupan yang demokratis, berkeadilan sosial, melindungi HAM, menegakkan supremasi hukum dalam tatanan masyarakat daerah yang beradab, berakhlak mulia, mandiri, bebas, maju, sejahtera, maka berdasarkan Undang-Undang  Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional disusunlah rencana pembangunan daerah Kabupaten Buleleng untuk periode 20 tahun terhitung sejak tahun 2005 sampai dengan tahun 2025, yang disebut Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD).

Dalam menyusun rencana pembangunan daerah, Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan  Daerah memberi peluang kepada daerah untuk memanfaatkan potensi daerah, namun tetap dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia. Karena itulah dalam menyusun rencana pembangunan daerah, perlu dikenali sedalam-dalamnya potensi dan kondisi daerah. Potensinya dimanfaatkan dalam pembangunan dengan tetap memperhatikan kelestarian menunju pembangunan berkelanjutan. Sedangkan kondisi kekiniannya yang tidak sesuai dengan harapan diubah melalui pembangunan menuju kondisi yang diharapkan.


Download disini