(0362) 21149
bappeda@bulelengkab.go.id
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Rapat Koordinasi Percepatan Penurunan Stunting Kabupaten Buleleng Tahun 2025.

Admin bappeda | 10 Maret 2025 | 7 kali

Dalam upaya serius mempercepat penurunan angka stunting, Kepala Bappeda Reika Nurhaeni hadiri Rapat Koordinasi Percepatan Penurunan Stunting Kabupaten Buleleng Tahun 2025. Rakor yang dirangkaikan dengan launching program gerakan orang tua asuh cegah stunting dan penyerahan bantuan secara simbolis kepada keluarga berpotensi stunting digelar di Gedung Wanita Laksmi Graha, Senin, (10/3)2025) ini bertujuan untuk memperkuat komitmen dan peran pemerintah daerah, masyarakat, dan berbagai pihak terkait dalam mencegah stunting pada anak-anak, melalui program gerakan orang tua asuh cegah stunting.
Kegiatan rakor yang dihadiri oleh Bupati Buleleng, Wakil Bupati Buleleng, Wakil Ketua TP PKK, Sekretaris Daerah, Forkopimda, Pimpinan OPD, BKKBN, organisasi masyarakat sipil, serta sejumlah pemangku kepentingan lainnya ini bertujuan untuk membahas langkah-langkah strategis dan merumuskan rencana kerja dan rencana aksi dalam kegiatan prioritas pencapaian percepatan penurunan stunting di Kabupaten Buleleng.
Bupati Buleleng, I Nyoman Sutjidra yang juga selaku Ketua Dewan Pengarah Tim Percepatan penurunan Stunting di Kabupaten Buleleng, dalam sambutannya menegaskan bahwa stunting merupakan urusan kesehatan yang esensial dan berdampak jangka panjang bagi generasi masa depan daerah ini, maka untuk penanganannya juga perlu melibatkan banyak pihak dan banyak aspek secara berkelanjutan seperti aspek kesehatan, aspek keluarga maupun aspek prilaku, artinya intervensi perlu dilakukan secara terpadu dan butuh komitmen kuat dari semua stakeholder. " ujarnya.
Sutjidra juga mengungkapkan keberhasilan Kabupaten Buleleng dalam menurunkan angka prevalensi stunting dari 22,05% pada 2019 menjadi 6,2% pada 2023. Meskipun demikian, upaya terus dilakukan agar Buleleng bisa terbebas dari stunting sepenuhnya. Salah satu langkah strategis yang diperkenalkan adalah Program GENTING, yang mengajak seluruh pihak untuk menjadi orang tua asuh bagi balita stunting dan keluarga berisiko stunting.
"Melalui gerakan ini, kita ingin memastikan setiap balita mendapatkan akses nutrisi yang cukup, termasuk makanan bergizi, serta dukungan non-nutrisi seperti edukasi, sanitasi, air bersih, dan pemberdayaan keluarga," jelasnya.
Dalam kesempatan tersebut, Bupati Buleleng sangat mengapresiasi kerja keras Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) di tingkat kabupaten, kecamatan, hingga desa/kelurahan yang telah bekerja sama dengan berbagai elemen masyarakat. Beliau menegaskan bahwa program percepatan penurunan stunting harus menjadi prioritas dalam perencanaan anggaran daerah.
Dapat diinformasikan bahwa berdasarkan Perpres Nomor 72 Tahun 2021 tentang percepatan penurunan stunting dan peraturan BKKBN RI Nomorr 12 tahun 2021 tentang rencana aksi nasional penurunan angka stunting atau RAN PASTI, diamanatkan bahwa angka stunting di Indonesia harus diturunkan dari 27,67% tahun 2019 menjadi 14% pada tahun 2024. Berdasarkan data Survey Kesehatan Indonesia (SKI) tahun 2023 angka prevalensi balita stunting di Kabupaten Buleleng berada pada angka 6,2%, mengalami penurunan dibandingkan tahun 2022 yang sebesar 11,0%. Namun masih terdapat perbedaan prevalensi stunting kita berdasarkan hasil pencatatan ePGBBM yaitu sebesar 4,1% di tahun 2022 dan sebesar 3,6% ditahun 2023, hal ini sangat dipengaruhi oleh kehadiran balita dalam pelaksanaan posyandu,sehingga menjadi tantangan kita bersama agar Kabupaten Buleleng bisa terbebas dari stunting.