(0362) 21149
bappeda@bulelengkab.go.id
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Rembuk Stunting Kabupaten Buleleng Tahun 2025

Admin bappeda | 08 Juli 2025 | 503 kali

Upaya percepatan penurunan stunting di Kabupaten Buleleng memasuki babak baru dengan digelarnya Kegiatan Rembuk Stunting Tahun 2025 yang berlangsung di Gedung Laksmi Graha, Selasa, (8/7/2025). Kegiatan ini dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan dari tingkat kabupaten hingga desa, termasuk Kepala Bidang Pemerintahan dan Pembangunan Manusia Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Buleleng, IAK Septiani Utami yang hadir sebagai salah satu narasumber.

Bupati Buleleng, yang diwakili oleh Wakil Bupati, Gede Supriatna dalam sambutannya menyampaikan bahwa penanganan stunting merupakan prioritas pembangunan sumber daya manusia yang membutuhkan sinergi antar-instansi, organisasi kemasyarakatan, dan masyarakat itu sendiri. Beliau menekankan pentingnya perencanaan yang terintegrasi dan berbasis data dalam mendukung intervensi spesifik maupun sensitif terhadap balita dan ibu hamil yang rentan terhadap stunting. Beliau juga menyoroti keberhasilan Buleleng dalam menurunkan prevalensi stunting dari 22,05% pada 2019 menjadi 2,6% pada 2024. "Ini adalah hasil kerja keras semua pihak, tetapi kita tidak boleh berpuas diri. Masih ada tantangan besar yang harus diatasi," ujarnya.

"Rembuk stunting bukan sekadar seremonial, tetapi merupakan momen strategis untuk menyamakan persepsi, menyusun rencana aksi, dan yang terpenting, membangun komitmen bersama untuk mewujudkan generasi Buleleng yang sehat dan cerdas," tambahnya.

Kegiatan rembuk stunting ini juga dirangkaikan dengan penandatanganan komitmen bersama oleh seluruh peserta yang terdiri dari perwakilan perangkat daerah, camat, kepala desa/lurah, organisasi masyarakat yang turut aktif dalam isu kesehatan dan gizi. Penandatanganan komitmen ini menjadi simbol dimulainya aksi terpadu dan terintegrasi dalam percepatan penurunan angka stunting di Kabupaten Buleleng. Komitmen tersebut memuat poin-poin penting, antara lain: optimalisasi peran posyandu dan kader kesehatan, penguatan sistem pemantauan status gizi, peningkatan layanan kesehatan ibu dan anak, hingga perbaikan sanitasi dan akses air bersih di wilayah rawan stunting.

Rembuk stunting tahun ini juga menampilkan pemaparan capaian dan tantangan yang dihadapi Kabupaten Buleleng dalam penurunan angka stunting selama tiga tahun terakhir. Pada kesempatan ini Wakil Bupati Buleleng menggarisbawahi lima strategi utama yang akan diperkuat yaitu : 1. Sinergi lintas sektor, melibatkan dinas kesehatan, P2KBP3A, dan masyarakat. 

2. Evaluasi menyeluruh terhadap program yang telah dilaksanakan. 

3. Fokus intervensi tepat sasaran, baik dari segi usia, lokasi, maupun anggaran. 

4. Edukasi gizi dan pola asuh yang intensif kepada masyarakat. 

5. Pemantauan rutin tumbuh kembang anak melalui posyandu dengan data yang akurat. 

 Diskusi panel dan sesi tanya jawab antara peserta dan narasumber menjadi wadah untuk menyusun strategi bersama dalam mengatasi hambatan serta mempercepat pencapaian target nasional prevalensi stunting di bawah 14% pada tahun 2026.