Forum Koordinasi Percepatan Penurunan Stunting Tingkat Kabupaten/ Kota Tahun 2024 di Kabupaten Buleleng
Admin bappeda | 07 Mei 2024 | 77 kali
Kondisi gagal tumbuh pada anak berusia di bawah lima tahun (balita) akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang terutama pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan) penting dilakukan sedini mungkin untuk membebaskan setiap anak dari risiko terhambatnya perkembangan otak yang menyebabkan tingkat kecerdasan anak tidak maksimal.
Stunting merupakan urusan kesehatan yang esensial dan berdampak jangka panjang bagi generasi masa depan, maka untuk penanganannya juga perlu melibatkan
banyak pihak dan banyak aspek secara berkelanjutan seperti aspek kesehatan, aspek keluarga maupun aspek prilaku, artinya intervensi perlu dilakukan secara terpadu dan butuh komitmen kuat dari semua stakeholder.
Atas dasar itulah Pemerintah Kabupaten Buleleng mengadakan Forum Koordinasi Percepatan Penurunan Stunting Tingkat Kabupaten/ Kota Tahun 2024 di Kabupaten Buleleng bertempat di Ruang rapat unit IV pada Selasa 7 Mei 2024.
Forum yang berlangsung pagi tadi ini, selain dihadiri oleh Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Buleleng Reika Nurhaeni, hadir pula Pejabat Fungsional Perencana Bappeda Buleleng Gde Angga Pratangga beserta staf bidang PPM.
Forum yang dibuka langsung oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Buleleng yang juga selaku Ketua Tim Pelaksana Percepatan Penurunan Stunting Kabupaten Buleleng, Gede Suyasa menyampaikan bahwa menurunnya angka prevalensi stunting di Kabupaten Buleleng dari 11% (2022) menjadi 6,2% (2023), menjadi tantangan buat Pemerintah agar konsisten menurun sesuai target yang direncanakan. Oleh karena itu tantangan ini harus ditangani secara terukur, terarah dan akuntable melalui kerja nyata, kerja tuntas kerja cerdas dan kerja berkualitas, dengan membangun sinergi kolaborasi dan akselerasi semua pihak, agar kita tetap bisa membangun generasi masa depan menjadi generasi yang unggul berdaya saing dan berkualitas sehingga secara tidak langsung akan mendapat data yang akurat dan penanganan bisa optimal untuk mengejar target dari Provinsi Bali sebesar 5,2% pada tahun ini.
Sementara itu, Ketua Tim Kerja Pelatihan dan Peningkatan Kompetensi Perwakilan BKKBN Provinsi Bali Debby Marta Legi mengatakan, dalam upaya percepatan penurunan stunting di Indonesia, telah disusun Strategi Nasional (STRANAS) yang bertujuan untuk menurunkan prevalensi stunting. meningkatkan kualitas kehidupan berkeluarga, menjamin pemenuhan asupan gizi, memperbaiki pola asuh, meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan serta meningkatkan akses air minum dan sanitasi. Dalam pelaksanaannya Stranas ini disusun Rencana Aksi Nasional Percepatan Penurunan Angka Stunting Indonesia (RAN-PASTI) Tahun 2021-2024, melalui pendekatan keluarga berisiko stunting yang dituangkan dalam peraturan Kepala BKKBN No. 12 tahun 2021.
Berkaitan dengan Strategi Nasional dan RAN- PASTI, diperlukan intervensi yang konvergen meliputi intervensi spesifik untuk mengatasi penyebab langsung dan intervensi sensitif untuk mengatasi penyebab tidak langsung. Kegiatan Forum Koordinasi percepatan penurunan stunting penting dilaksanakan untuk menunjukkan bahwa penyelenggaraan intervensi yang dilakukan sudah konvergen yaitu terintegrasi, terkoordinir dan bersama-sama untuk menyasar kelompok prioritas di lokasi prioritas (Lokus), menyelaraskan program masing-masing OPD mengintegrasikan dan melakukan evaluasi program kegiatan yang diselenggarakan dari tingkat desa/Kelurahan sampai tingkat kabupaten/kota.
Melihat dari hasil Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023, Bali menjadi Provinsi dengan prevalensi stunting terendah di Indonesia yaitu sebesar 7,2%, sedangkan di Buleleng juga telah menunjukkan kinerja yang cukup baik dengan penurunan prevalensi stunting dari 11% (2022) menjadi 6,2% (2023). Adapun target penurunan stunting di Provinsi Bali yang harus kita capai untuk tahun 2024 sebesar 6,15% dan target untuk Kab. Buleleng pada tahun 2024 adalah 5,2%.
Pihaknya menekankan untuk dapat mencapai ini, harus diupayakan dengan maksimal. Pemerintah daerah harus mampu memprioritaskan sumber daya yang tersedia untuk meningkatkan cakupan pelayanan kepada kelompok sasaran Percepatan Penurunan Stunting yang meliputi sasaran super prioritas adalah ibu hamil dan anak usia 0-24 bulan/ bawah dua tahun (Baduta) dan sasaran prioritas adalah calon pengantin. Oleh sebab itu, dalam penyelenggaraan Percepatan Penurunan Stunting dibutuhkan pendekatan intervensi yang komprehensif melalui program SIDAK (Seleksi, Dampingi dan Aksi) .
Tidak hanya hadir, Reika Nurhaeni yang pada forum ini sebagai salah satu narasumber berkesempatan untuk menyampaikan materi bertemakan “OPTIMALISASI 8 AKSI KONVERGENSI PENURUNAN STUNTING DI KABUPATEN BULELENG”. Beliau menyampaikan bhwa konvergensi penurunan stunting di Kabupaten Buleleng dijabarkan dalam delapan aksi integrasi melalui internalisasi kegiatan ke dalam dokumen perencanaan dan anggaran.pedoman dalam upaya penurunan prevalensi stunting terintegrasi meliputi analis situasi, rencana kegiatan, rembuk stunting, perbup/ perwali tentang peran desa, pembinaan kader pembangunan manusia, sistem manajemen data, pengukuran dan publikasi data stunting serta review tahunan. Delapan aksi ini akan kita nilai sehingga kita dapat mengetahui strategi/ program kerja Kabupaten/Kota.