Rapat ini diikuti oleh Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali, Perwakilan SEAMEO Refcon, Perwakilan Global Alliance for Improved Nutrition, Ketua Departemen Kesehatan Masyarakat dan Kedokteran Pencegahan Fakultas Kedokteran Univrsitas Udayana, Ketua PERSAGI dan PERGIZI Bali, Kajur Gizi Poltekes Kemenkes Denpasar, Kepala Kementerian Agama Kabupaten Buleleng, Bunda Paud Kabupaten Buleleng, serta Tim Koordinasi Percepatan Pencegahan Anak Kerdil (Stunting) Kabupaten Buleleng.

Kepala Bappeda Kabupaten Buleleng yang diwakili Sekretaris Bappeda Nengah Budiarta, dalam sambutannya mengatakan bahwa kabupaten Buleleng merupakan salah satu Kabupaten/Kota yang telah ditetapkan menjadi lokus Program Percepatan Pencegahan penurunan Stunting terintegrasi oleh pemerintah pusat dari 160 Kab/Kota pada tahun 2019.

Jika melihat data tingkat prevalensi Stunting di Buleleng berdasarkan Riskesdas tahun 2018 masih tergolong cukup tinggi yaitu sebesar 20,05%. Pada tahun 2019 angka ini dapat ditekan menjadi 14,45% dan pada tahun 2020 menjadi 5,02%. Penurunan ini tidak terlepas dari upaya-upaya yang telah dilaksanakan selama ini, mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan serta tahap evaluasi. Penyelenggaraan intervensi secara konvergen dilakukan dengan mengintegrasikan berbagai sumber daya untuk untuk mencapai tujuan bersama yaitu memastikan layanan dari setiap intervensi gizi spesifik dan intervensi gizi sensitif yang dapat diakses dan dimanfaatkan oleh masyarakat terutama bagi ibu hamil, ibu menyusui, dan anak usia 0 – 23 bulan.

Tujuan dari pelaksanaan kegiatan ini yaitu : terlaksanannya diseminasi hasil pengembangan PGS-PL untuk balita dalam pencegahan stunting, Tersosialisasinya Program Anakku Sehat dan Cerdas sebagai implementasi PGS-PL di Buleleng dan Tersusunnya Roadmap sekaligus penentuan tim master of trainer Program Anakku Sehat dan Cerdas di kabupaten Buleleng.