Pembangunan Bandara Bali Utara Mengusung Konsep Ramah Lingkungan
Admin bappeda | 29 Mei 2017 | 1705 kali
Rencana pembangunan Bandar Udara (Bandara) di Kubutambahan Buleleng yang tengah digodok oleh Pemerintah Provinsi Bali akan dibangun dengan mengusung konsep ramah lingkungan. Menggandeng konsultan asal Kanada Airport Kinesis Consultant, bandara dengan dengan luas lahan 1400 hektar tersebut nantinya diharapkan tidak hanya bisa menghasilkan listrik sendiri yang berasal dari arus laut namun juga akan menghasilkan air bersih melalui proses desalinasi, serta juga akan disediakannya tempat khusus bagi para nelayan untuk tetap bisa memiliki mata pencaharian. Keberadaan bandara ini juga tidak akan menghilangkan ataupun mengganggu keberadaan sekitar 400 - 600 hektar sawah yang berada disekitar areal bandar udara tersebut. “Areal persawahan itu jangan diganggu, biar sawah jadi atraksi Bali yang pulaunya kecil, alamnya harus tetap lestari, “ imbuhnya. Demikian disampaikan Gubernur Bali Made Mangku Pastika dalam wawancaranya dengan awak media seusai memimpin rapat rencana pembangunan airport dan pendukungnya di Bali Utara di Ruang Praja Sabha Kantor Gubernur Bali Kamis (26/5). Lebih lanjut Pastika juga memaparkan kehadiran bandara ini memegang peran yang amat penting, disamping dalam upaya menyeimbangkan pertumbuhan pembangunan Bali bagian utara dan Bali bagian selatan, juga untuk menyikapi kondisi dari Bandara Ngurah Rai yang saat ini sudah sangat padat sehingga berakibat pada lalu lintas penerbangan.
Selain itu juga untuk mengakomodir permintaan dari sejumlah keinginan maskapai penerbangan asing untuk membuka jalur penerbangan langsung ke Bali. Sehingga bandara ini sangat strategis dalam upaya memberi pelayanan transportasi yang nyaman bagi wisatawan terlebih prospek pariwisata di Bali Utara kedepannya sangat menjanjikan . Dalam kesempatan tersebut Pastika meminta agar nantinya jika bandara tersebut sudah mulai beroperasi agar menempatkan para tenaga kerja local untuk dipekerjakan. Untuk itu Pastika meminta agar pihak AKC juga memberikan spesifikasi kecakapan tenaga kerja yang nantinya dibutuhkan sehingga Pemprov bisa mempersiapkan para tenaga kerja sesuai kebutuhannya. “ Beri kualifikasi tenaga kerja yang diperlukan, nanti kita akan persiapkan tenaga kerjanya, “ imbuhnya. Ia juga menegaskan bahwa pendanaan pembangunan yang mencapai 50 T tidak akan bersumber dari APBD maupun dari dana APBN melainkan akan berasl dari dana investor masih dalam proses penjajakan. Dalam kesempatan tersebut, orang nomor satu di Bali ini juga menyayangkan belum turunnya rekomendasi tentang lokasi dari Bupati Buieleng padahal dirinya sudah mengeluarkan rekomendasi lokasi pembangunan bandara tersebut pada bulan April yang lalu. “ Mari kita kerja keras bersama sama, dukungan pemerintah pusat sudah ada , kita akselerasi pekerjaan kita sehingga rencana pembangunan bandara ini berjalan sesua perencanaan, “ tegasnya. Sementara itu Ketua Tim dari AKC DR Made Mangku menyampaikan bahwasannya pihaknya sudah sangat serius dan mempersiapkan dengan matang tentang rencana pembangunan bandara di Bali Utara tersebut. Selain bandara didesain dengan teknologi canggih dengan pemikiran 50 tahun kedepan, bandara ini akan dibangun dengan konsep airportcity yang dilengkapi dengan sarana olahraga, pusat perbelanjaan, danau buatan , teater serta fasilitas pendukung lainnya sehingga bandara ini akan menjadi bandara yang canggih dan lengkap. Ahli lingkungan hidup ini juga memaparkan bahwasannya bandara ini rencananya akan dibangun dengan dua run away dengan panjang run away masing masing 7 km lebih sehingga pesawat komersial besar bisa mendarat di bandara tersebut serta bandara akan memiliki landasan pacu yang mengapung di laut. Disamping itu bandara juga akan dilengkapi dengan jalur kereta api yang akan berfungsi untuk mengangkut penumpang dari parkir kendaraan menuju landasan pesawat terbang sehingga bandara akan tertata rapi dan semua sarana transportasi memilki jalurnya masing masing . Menanggapi permintaan Gubernur Bali akan penggunaan tenaga kerja lokal di bandara tersebut, Made Mangku menegaskan pihaknya sudah memikirkan tentang hal tersebut dan hal ini dibuktikan dengan disediakannya tempat bagi para nelayan untuk tetap bisa melaut sehingga penduduk setempat jangan sampai kehilangan mata pencahariannya. Gubernur Pastika meminta agar pembicaraan pembangunan bandara ini dilanjutkan lagi untuk lebih memantapkan perencanaannya. Hadir dalam kesempatan tersebut Wakil Gubernur Bali ketut Sudikerta, Asisten Bidang Ekonomi Pembangunan dan Kesejahteraan Rakyat Provinsi Bali Ketut Wija, Kepala SKPD terkait di lingkungan Pemprov Bali serta anggota dari tim Airport Kinesis Consulting