Sepakat Pembangunan Bandara Internasional Baru Bali di Kubutambahan
Admin bappeda | 03 Agustus 2016 | 2093 kali
Lokasi pembangunan bandara internasional di belahan utara Bali selama ini mengambang antara dua lokasi, di Gerokgak dan di Kubutambahan, Namun dari paparan PT.Pembangunan Bali Mandiri dengan berbagai argumentasi diputuskan lokasi pembangunan bandara di Kecamatan Kubutambahan. Atas paparan yang meyakinkan, semua pihak baik eksekutif yang dipimpin oleh Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana, sejumlah anggota DPRD Buleleng dan Bali , LSM, dan tokoh masyarakat yang hadir ketika paparan itu disampaian di rumah jabatan bupati, Sabtu (8/3) menyatakan sepakat pembangunan bandara di Kubutambahan.
Sebelum kesepatakan diputuskan, Nur Hasan Ahmad, Direktur Utama, didampingi Ketut Suardana Linggih Komisaris utama PT Pembangunan Bali Mandiri beserta tim teknis dan konsultan pembangunan bandara yang sudah berpengalaman membangun bandara di luar negeri menyatakan pihaknya dalam menentukan lokasi tidak mau melanggar regulasi. Dari semua pertimbangan regulasi, seperti Permenhub no.69/2013- Rinbu, lalu Bappenas PPP Book2013, Perda No.16 tahun 2009 RTRW Bali, dan Perda No,13 Tahun 2013 RTRW Buleleng akhirnya ditarik simpulan yang paling cocok adalah Kubutambahan.
Selain itu hasil feasibility study - FS yang dilakukan sudah disetujui oleh Direktur Jenderal Perhubungan Udara pada bulan September 2011 dengan lokasi terpilih di Kubutambahan. Perkembangan selanjutnya agar nantinya pengembangan bandara tidak berdampak social karena lokasi berada di utara jalan raya, maka dilakukan kembali studi kelayakan dengan menggeser ke selatan sebagai solusi baru untuk menghindari dampak social , serta secara teknis dan structural karena tanahnya bergelombang dapat dikerjakan. “ Dari berbagai alternative simulasi yang didsikusikan secara intens dengan tim teknis Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, serta agar tak berdampak social, antara lain agar tidak melalukan pemindahan pura, pemindahan penduduk dan pemakaian sedikit mungkin sawah, maka ditemukan lokasi ke selatan, “ paparnya.
Dalam paparan itu secara detail divisualkan hasil kajian FS 1 tahun 2009 dan diamandemen ke FS 2 tahun 2013 dengan layout Kubutabahan utara ( FS 1) dan selatan ( FS 2) melahirkan 5 alternativ layout yakni, sisi utara 2 layout, sisi selatan 2 layout dan hybrid (utara dan selatan ) 1 layout. Kemudian atas berbagai kejian teknis, dampak social/ lingkungan, kemudahan penyediaan lahan dsb. akhirnya diputuskan memakai layout hybrid sebagai layout terbaik pembangunan Banda Udara Internasional Baru Bali. Rencananya, untuk melengkapi bandara itu dibangun aerocity untuk menjadi sumber pertumbuhan ekonomi dan generator bagi lalu lintas udara.
Dalam kesempatan itu Nur Hasan juga mengungkapkan pihaknya sudah pula melakukan kajian pembangunan bandara di Gerokgak, namun tidak memungkinkan pembangunnya karena melangar regulasi ,sebab di wilayah Buleleng barat terdapat kawasan hutan nasional, kawasan perlindungan bawah laut Desa Pemuteran dan sudah adanya lapangan udara rintisan Letkol Wisnu serta secara teknis adanya banyak gunung.
Terkait investor, Nur Hasan mengaku tidak ada masalah terhadap investor, semua sudah siap. Dan dalam waktu dekat pihaknya akan memaparkan hasil kajian yang telah distujui Pemkab. Buleleng ini dihadapan Gubenur. Diharapkan pembangunan Bandara Udara Internasional Baru Bali sudah berlangsung di tahun 2015 dan sudah beroperasi tahun 2018, karena tahun 2018 Bandara Ngurah Rai sudah tidak memadai lagi.
Download disini